Data Survei kandidat untuk Pilgub
Bali 2018 hingga kini belum masuk SMRC, gara-gara terkendala bencana erupsi
Gunung Agung. Ketua Badan Pemenangan Pemilu Wilayah Bali-NTB-NTT DPP Golkar, AA
Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi, mengatakan pelaksanaan survei
kandidat dan pengambilan sampel dengan metode yang ditentukan SMRC sudah
dilaksanakan di Bali. Namun, saat akan dilakukan pengiriman data ke SMRC,
terjadi kendala.
“Karena erupsi Gunung Agung, data yang kita kirim terlambat
masuk ke Jakarta. Masalahnya, Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban sempat
ditutup,” ungkap Gus Adhi. Data hasil pengambilan sampel di Bali yang
melibatkan 1.200 responden, tidak bisa dikirimkan ke Jakarta lewat email.
Pasalnya, data tersebut me-rupakan data mentah. “Ada 1.200 responden yang
diambil dari Bali. Itu data yang mentahan, belum diolah, tidak bisa dikirimkan
lewat email. Banyak itu datanya. Itu sebabnya, terlambat dan baru kemarin
(Sabtu) masuk datanya,” tandas Gus Adhi yang juga anggota Fraksi Golkar DPR RI
Dapil Bali.
Karena kondisi seperti ini, Gus
Adhi mengisyaratkan bukan tak mungkin hasil survei Cagub-Cawagub Bali terlambat
untuk diumumkan. Semula, DPP Golkar akan mengumumkan paket Cagub-Cawagub Bali
untuk Pilgub 2018 berdasarkan hasil survei, 6 Desember 2017 lusa. “Mudah-mudahan
tidak terlambat. Kita harapkan hasil survei bisa dibuka 6 Desember nanti. Tapi,
dengan kondisi ini, bisa saja molor,” keluh politisi Golkar asal Kelurahan
Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung yang notabene putra dari politisi gaek
mantan anggota DPR RI Dapil Bali 2009-2014, I Gusti Ketut Adhiputra ini. Gus
Adhi menegaskan, mengolah data hasil survei mentahan bukanlah perkara mudah.
“Pengalaman kita bekerjasama dengan LSI itu, kan perlu waktu untuk mengolah
data. Apalagi, bukan hanya survei dari Bali saja yang ditangani (SMRC, Red).
Jadi, perlu akurasi, karena harus dipertanggungjawabkan secara ilmiah juga.
Tapi, DPP Golkar akan berusaha tepat waktu,” ujar Gus Adhi yang kini duduk
Komisi IV DPR RI. Soal tiket rekomendasi bisa bermasalah, karena
gonjang-ganjing Ketua Umum DPP Golkar Setya Novanto dan usulan Musyawarah
Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar, menurut Gus Adhi, itu tidak ada
pengaruhnya. “Apanya yang berpengaruh? Nggak berpengaruh. Roda organisasi
Golkar kan tetap berjalan,” kilah Gus Adhi. Bagaimana kalau terjadi perubabahan
paket calon? Menurut Gus Adhi, soal siapa yang berwenang menandatangani
rekomendasi paket calon untuk tarung Pilgub Bali 2018, dikomunikasikan oleh DPP
Golkar dengan KPU RI. “Kami sudah komunikasi dengan KPU. Kalau terjadi
perubahan Cagub-Cawagub, siapa yang berwenang menandatangani dari DPP Golkar, sudah
kita komunikasikan dan konsultasikan dengan KPU.”
Menurut Gus Adhi, dirinya selaku
Korwil Bali DPP Golkar tidak mau berandai-andai soal kewenangan menandatangani
Surat Rekomendasi Cagub-Cawagub. “Sekarang sudah ada Plt (Pelaksana Tugas)
Ketua Umum DPP Golkar (maksudnya, Idrus Marham, Red). Saya juga sempat mengecek
Peraturan KPU (PKPU) tentang pencalonan kepala daerah, bahwa surat rekomendasi
itu diterbitkan DPP Partai pengusung. Nah untuk otentiknya, ini kita konsultasikan
terus,” tegas Gus Adhi. Gus Adhi sendiri sebelumnya berinisiatif melakukan
survei dan simulasi 6 pasangan Cagub-Cawagub untuk Pilgub 2018. Enam paket
simulasi yang disurvei itu masing-maisng
1. I
Ketut Sudikerta-IB Rai Dharmawijaya Mantra (Kerta-Dharma),
2. Ketut
Sudikerta-Gede Pasek Suardika (Kerta-Pasek),
3. Ketut
Sudikerta-Wisnu Bawa Tenaya (Kerta-WBT),
4. Rai
Mantra-Sudikerta (Dharma-Kerta),
5. Rai
Mantra-Gede Sumarjaya Linggih (Dharma-Sulinggih),
6. Rai
Mantra-Wisnu Bawa Tenaya (Dharma-WBT).
Ketut Sudikerta alias SGB
(Sudikerta Gubernur Bali) adalah Ketua DPD I Golkar Bali yang kini menjabat
Wakil Gubernur Bali 2013-2018. Politisi asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta
Selatan, Badung ini sudah direkomendasi DPP Golkar sebagai Cagub Bali ke Pilgub
2018. DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali pun sudah bulat ikrarkan SGB sebagai
Cagub Bali 2018. Sedangkan Rai Mantra adalah kandidat non kader yang kini
menjabat Walikota De-npasar. Rai Mantra sebelumnya sempat mental dari
pencalonan di PDIP, karena ngotot minta posisi Cagub Bali 2018---yang direkomendasikan
DPP PDIP untuk Wayan Koster. Sementara Gede Pasek Suardika adalah politisi asal
Singaraja, Buleleng yang kini Wakil Ketua Umum DPP Hanura dan sekaligus anggota
DPD RI Daopil Bali. Sebaliknya, Wisnu Bawa Tenaya adalah tokoh non kader mantan
Danjen Kopassus dan Pangdam IX/Udayana yang kini menjabat Ketua Umum PHDI
Pusat. Sedangkan Gede Sumarjaya Linggih alias Demer adalah politisi asal Desa
Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang kini anggota Dewan Pakar DPP
Golkar dan duduk di DPR RI Dapil Bali.
Sekretaris DPD I Golkar Bali
Nyoman Sugawa Korry mengatakan, berdasarkan hasil rapat DPD I Golkar Bali
dengan para Ketua DPD II Golkar Ka-bupaten/Kota se-Bali, beberapa waktu lalu,
Ketut Sudikerta selaku Ketua DPD I Golkat Bali diberi keleluasaan untuk
menentukan siapa pasangan Cagub-Cawagub yang diusung partainya ke Pilgub 2018.
Intinya, Sudikerta dipersilakan menentukan siapa kandidat yang layak diusung,
baik Cagub maupun Cawagub, dengan mengikuti perkembangan politik yang terjadi. "Ya, artinya menentukan pasangan calon
yang layak diusung atas dasar perkembangan politik yang berkembang," ujar
Sugawa Korry yang juga Wakil Ketua DPRD Bali saat dikonfirmasi NusaBali
terpisah, tadi malam. Sugawa Korry menyebutkan, Sudikerta alias SGB telah
ditetapkan menjadi Cagub Bali 2018 atas keputusan DPP Golkar dan dukungan DPD
II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali. SGB diberi deadline sampai 20 Desember 2017
untuk memutuskan. "Ya, kita sudah serahkan ke Pak Sudikerta, deadline
sampai 20 Desember untuk dia memutuskan pasangan calon. Kita tunggu saja,"
tegas politisi senior Golkar asal Desa Banyuati, Kecamatan Banjar, Buleleng
ini.
No comments:
Post a Comment