PKS menjadi satu-satunya Parpol yang masih
ditunggu oleh Said Assagaff sebelum bertarung di Pillgub Maluku. Sementara,
selamat tinggal koalisi Golkar-PDIP
telah beredar. Benarkah? Harapan koalisi Golkar-PDIP telah pupus. Pasalnya,
Assagaff mengambil Andreas Rentanubun Bupati Maluku Tenggara (Malra) dua
periode sebagai pendamping. Itu sebab koalisi
dua raksasa parpol dipastikan kandas. Said Assagaff mengaku siap
menggelar deklarasi pasangan calon bersama Rentanubun. Meski rekomendasi Partai
Demokrat untuk dirinya dan Bupati Malra dua periode itu telah dikantongi untuk
persyaratan dukungan kursi Parpol bersama Golkar, dia masih berharap pada PKS.
Ditanya soal harapan dirinya
menggandeng kader internal PDIP Maluku Edwin Huwae sebagai pasangan calon wakil
Gubernur, Assagaff hanya menjawab lirih. “Seng (lagi), tapi masa ose tanya itu
ke beta, tanya ke mereka (PDIP) sana,” kata Assagaff dalam dialek Ambon,
sebelum menuju mobil. Terpisah, Ketua DPW PKS Maluku Azis Sangkala dimintai
konfirmasi soal penyampaian rekomendasi resmi bagi Assagaff dan calon
pendampingnya ternyata ditunda. Azis mengaku sedianya penyampaian rekomendasi
itu dilakukan kemarin. “Tapi rapat
(pemberian rekomendasi) ditunda. Tidak tahu kenapa,” terang Sangkala melalui
sebuah pesan singkat kepada Kabar Timur.
Ketua Tim Penjaringan dan
Penyaringan Balon Gubernur-Wakil Gubernur DPD PDIP Maluku Hendrik Sahureka
menegaskan, karena Said Assagaff telah mengambil Andreas Rentanubun sebagai
calon Wakil Gubernur, harapan koalisi PDIP-Golkar menjadi nihil. “Jadi bagaimana
mungkin berkoalisi dengan Golkar? PDIP hanya mau katakan Sayonara untuk Pa
Assagaff dan Golkar,” tandas Sahureka mengutip salah satu kata dalam bahasa
Jepang yang artinya ‘selamat tinggal’ itu.
Kabar lain yang berhasil dihimpun
Kabar Timur menyebutkan, harapan Assagaf direkomendasi PDIP memang sudah nihil.
Hanya saja, tak bisa dipungkiri bila dinamika politik “SA-EH” masih riang
dipublik Maluku. Harapan publik duet
“SA-EH” di Pilkada Maluku masih
memungkinkan terjadi. “Dimana-mana politik saling menjegal kepentingan
masing-masing figur dan kader. PDIP masih belum putuskan rekomendasi kepada
siapa. Semua masih berpeluang mendapatkan rekomendasi itu,” sebut salah satu
politisi PDIP kepada Kabar Timur, kemarin.
Siapapun yang berproses di PDIP
akan berpeluang sama sepenjang rekomendasi resmi belum dikeluarkan. “Saya kira
mari kita berikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat. Sehingga dinamika politik ini memberikan hawa
yang positif juga,” terangnya menutup. (KTA) Harapan koalisi Golkar-PDIP telah
pupus. Pasalnya, Assagaff mengambil Andreas Rentanubun Bupati Maluku Tenggara
(Malra) dua periode sebagai pendamping. Itu sebab koalisi dua raksasa parpol dipastikan kandas. Kepada
Kabar Timur, Said Assagaff mengaku siap menggelar deklarasi pasangan calon
bersama Rentanubun. Meski rekomendasi Partai Demokrat untuk dirinya dan Bupati
Malra dua periode itu telah dikantongi untuk persyaratan dukungan kursi Parpol
bersama Golkar, dia masih berharap pada PKS. “Masih tunggu rekomendasi PKS
untuk Pa Andre, biar satu kali jalan kita deklarasi,” aku Assagaff ditemui di
salah satu rumah kopi, kawasan jalan Sam Ratulangi Rabu (29/11), kemarin. Ditanya
soal harapan dirinya menggandeng kader internal PDIP Maluku Edwin Huwae sebagai
pasangan calon wakil Gubernur, Assagaff hanya menjawab lirih. “Seng (lagi),
tapi masa ose tanya itu ke beta, tanya ke mereka (PDIP) sana,” kata Assagaff
dalam dialek Ambon, sebelum menuju mobil.
Terpisah, Ketua DPW PKS Maluku
Azis Sangkala dimintai konfirmasi soal penyampaian rekomendasi resmi bagi
Assagaff dan calon pendampingnya ternyata ditunda. Azis mengaku sedianya
penyampaian rekomendasi itu dilakukan kemarin. “Tapi rapat (pemberian
rekomendasi) ditunda. Tidak tahu kenapa,” terang Sangkala melalui sebuah pesan
singkat kepada Kabar Timur.Ketua Tim Penjaringan dan Penyaringan Balon
Gubernur-Wakil Gubernur DPD PDIP Maluku Hendrik Sahureka menegaskan, karena
Said Assagaff telah mengambil Andreas Rentanubun sebagai calon Wakil Gubernur,
harapan koalisi PDIP-Golkar menjadi nihil. “Jadi bagaimana mungkin berkoalisi dengan
Golkar? PDIP hanya mau katakan Sayonara untuk Pa Assagaff dan Golkar,” tandas
Sahureka mengutip salah satu kata dalam bahasa Jepang yang artinya ‘selamat
tinggal’ itu.
Harapan Assagaf direkomendasi
PDIP memang sudah nihil. Hanya saja, tak bisa dipungkiri bila dinamika politik
“SA-EH” masih riang dipublik Maluku.
Harapan publik duet “SA-EH” di
Pilkada Maluku masih memungkinkan terjadi.
“Dimana-mana politik saling menjegal kepentingan masing-masing figur dan
kader. PDIP masih belum putuskan rekomendasi kepada siapa. Semua masih
berpeluang mendapatkan rekomendasi itu,” sebut salah satu politisi PDIP kepada
Kabar Timur, kemarin. Siapapun yang berproses di PDIP akan berpeluang sama
sepenjang rekomendasi resmi belum dikeluarkan. “Saya kira mari kita berikan
pendidikan politik yang baik kepada masyarakat.
Sehingga dinamika politik ini memberikan hawa yang positif juga,”
terangnya menutup.