BALI -
Lobi-lobi tingkat tinggi kini
terjadi di DPP Golkar untuk mengamankan kursi dalam kabinet Airlangga Hartarto.
Gede Sumarjaya Linggih alias Demer (politisi Gilkar asal Desa Tajun, Kecamatan
Kubutambahan, Buleleng) disebut-sebut bergandengan dengan Dewa Made Widiyasa
Nida (politisi Golkar asal Desa Akah, Kecamatan Klungkung) dalam membidik
jabatan Gus Adhi (politisi Golkar asal Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara,
Badung) di DPP Golkar. Kader Beringin dari Bali dipastikan dapat kursi dalam
kepengurusan DPP Golkar 2017-2019 di bawah pimpinan Airlangga Hartarto. Namun,
AA Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi yang selama ini menjabat Ketua Pemenangan
Pemilu Wilayah Bali-NTB-NTT DPP Golkar dalam posisi tidak aman. Isunya, Gus
Adhi akan digantikan Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, yang kini anggota
Dewan Pakar Golkar. Pertemuan segitiga antara Airlangga Hartarto-Demer-Dewa
Nida di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, sepekan lalu, merupakan
bagian dari lobi. Sumber menyebutkan “Demer berpeluang duduk di kepengurusan
inti bisa, menggantikan Gus Adhi menjadi Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah
Bali-NTB-NTT DPP Golkar. Kartu As Dewa Nida dan Demer hidup lagi. Karena mereka
sama-sama pernah di barisan DPP Golkar Munas Ancol. Pertemuan segitiga di Nusa
Dua antara Airlangga, Demer, dan Dewa Nida di Nusa Dua adalah sinyalnya,”
lanjut dia.
isu dirinya akan diganti sebagai
Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Bali-NTB-NTT DPP Golkar, Rabu kemarin, Gus Adhi
mengatakan tidak ada masalah. “Bagi saya, bukan jabatan di kepengurusan yang
paling penting. Menjadi kader dengan prinsip karya kekaryaan, itu lebih utama.
Kalau jabatan itu adalah tugas partai,” tegas Gus Adhi. “Tidak menjabat di
struktur partai, apakah kita lantas tidak bekerja dan berbuat untuk masyarakat?
Ya nggak, kan. Tetap kerja keras untuk kebesaran partai-lah,” lanjut anggota
Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali 2014-2019 yang notabene putra dari almarhum I
Gusti Ketut Adhiputra (mantan anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali
2009-2014) ini.
Menurut Gus Adhi, revitalisasi
kepengurusan DPP Golkar adalah kewenangan penuh ketua umum terpilih. Gus Adhi
pun pilih menyerahkan kepada DPP Golkar urusan pengurus ini. Gus Adhi
mengingatkan, jatidiri Partai Golkar adalah karya kekaryaan, mengedepankan
karya nyata dan menjauhkan intrik. “Dan, kita semua janganlah menjadikan
jabatan pengurus partai sebagai tujuan utama. Namun, kita harus mengabdikan
diri yang terbaik bagi partai dan masyarakat. Tujuan kader adalah berkarya
untuk kesejahteraan masyarakat. Kalau kader mengerti prinsip itu, tidak akan
ada intrik,” utegas Gus Adhi.
Demer mengatakan dirinya menunggu
saja keputusan Airlangga Hartarto soal kepengurusan DPP Golkar pasca Munaslun.
Menurut Demer, Astungkara kalau dirinya ditugaskan sebagai Ketua Pemenangan
Pemilu Wilayah DPP Golkar. “Astungkara
kalau ditugaskan. Selama ini, saya hanya bekerja mendampingi beliau
(Airlangga). Dapat reward atau tidak, tetap saya syukuri. Semua saya serahkan
kepada ketua umum Pak Airlangga, karena sekarang beliau formatur tunggal
dibantu beberapa orang. Saya tidak mau mendahului, nanti jumawa namanya,” tegas
Demer.
Demer mengakui dirinya memang
dekat dengan Airlangga, terlebih karena mereka sempat sama-sama duduk di Komisi
VI DPR RI dengan parnert kerja Menteri Koperasi & UMKM AA Gede Ngurah
Puspayoga, Menteri Perdagangan Enggar Tiasto Lukito, Menteri Perindustrian yang
kini sudah dipegang Airlangga sendrii. "Dulu
Pak Airlangga Ketua Komisi VI, sSaya anggota Komisi VI. Sekarang kita jadi
mitra kerja. Saya dekat dengan Puspayoga, saya dekat Pak Airlangga dan Pak
Enggar juga," ujar anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali tiga periode
(2004-2009.l 2009-2014, 2014-2019) ini. Menurut
Demer, ketika dekat dengan seseorang, bisa positif, bisa negatif. Kalau banyak
positifnya, itu menjadi kekuatan. Sebaliknya, kalau banyak negatifnya, itu
menjadi kelemahan. “Tergantung beliau (Airlangga) menilai saya sekarang.
Bagaimana penilaian beliau terhadap saya. Ada lagu Bali ‘de ngaden awak bisa,
depang anake ngadanin’ ((jangan merasa diri hebat, biarkan orang lain yang
menilai, Red),” tandas Demer.
Di era kepemimpinan ketua umum
Setya Novanto, ada tiga kader Beringin dari Bali yang duduk di DPP Golkar.
Selain Gus Adhi dan Demer, juga ada Wayan Geredeg, politisi Golkar asal Desa
Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem. Wayan Geredeg yang notabene mantan
Bupati Karangasem dua periode (2005-2010, 2010-2015) menjabat sebagai Wakil
Bendahara Umum DPP Golkar dan sekaligus Korwil Bali DPP Golkar. Wayan Geredeg
sendiri mengaku tidak tahu menahu soal kursi jabatan kader Beringin dari Bali
di DPP Golkar pimpinan Airlangga Hartarto. "Kalau saya, ditugaskan di mana
saja siap. Sekarang ketua umum punya kewenangan penuh dan hak prerogatif
menentukan kepengurusan DPP Golkar. Pokoknya, kita sebagai kader harus siap
ditugaskan atau tidak ditugaskan," ujar Geredeg yang juga mantan Ketua DPD
II Golkar Karangasem