Proses pelaksanaan pemilihan
gubernur (Pilgub) di Provinsi Nusa Tenggara Timur terus berjalan. Namun, masih
ada partai politik yang hingga tenggat sebulan menuju pendaftaran di KPU belum
menetapkan pasangan calon dan teman koalisi partai. Bahkan sejumlah partai itu
ternyata merupakan partai pemenang pemilu legislatif dan memiliki kursi
terbanyak di parlamen. Salah satunya adalah Partai Golkar yang memiliki 11
kursi dan menjadi pemilik kursi terbanyak di antara partai politik lainnya.
Ketua DPD Partai Golkar Nusa
Tenggara Timur, Melki Lakalena mengaku masih terus melakukan komunikasi lintas
partai untuk kepentingan membangun koalisi serta mencari teman pasangan calon
untuk bisa maju bertarung dalam kontestasi lima tahunan itu. Hal itu terus
dilakukan kata Melki, sambil menanti keputusan DPP Partai Golkar di Jakarta
yang juga sedang berproses menetapkan teman koalisi untuk sejumlah daerah yang
akan menggelar pilgub serentak di Juni 2018 mendatang. "Sampai saat ini
secara kelembagaan kami di DPD Partai Golkar NTT masih menanti keputusan final
dari DPP Golkar di Jakarta," kata Melki. Partai yang dipimpin Setya
Novanto ini di awal pilgub NTT, telah menetapkan pasangan calon gubernur dan
wakil gubernur dengan berkoalisi bersama Partai NasDem. Dalam kolaborasi partai
itu, Kader sekaligus Ketua DPW Partai NasDem NTT Jacky Uly sebagai calon
gubernur dipasangkan dengan ketua DPD Paryai Golkar NTT Melki Lakalena sebagai
calon wakil gubernur.
Namun dalam perjalanan koalisi
ini pecah kongsi dan bercerailah pasangan ini. Partai Golkar memilih membangun
komunikasi baru dengan sejumlah partai lainnya, begitu juga Partai NasDem.
Sampai kini komunikasi itu masih terus dibangun sambil menanti keputusan DPP
Partai Golkar di Jakarta. Sejauh ini baru pasangan calon Esthon Foenay-Chris
Rotok yang sudah pasti diusung untuk maju dalam kontestasi tersebut. Pasangan
bekas birokrat ini diusung Partai Gerindra, PAN dan Partai Persatuan Indonesia
(Perindo)
No comments:
Post a Comment