Thursday, December 7, 2017

Calon Dari Partai Golkar Mendominasi Pilkada Maluku 2018

Sosok Gubernur petahana Said Assagaff yang juga Ketua DPD I Partai Golkar Maluku menggeser nominasi Murad Ismail dalam berburu rekomendasi PDIP. Arah PDIP di Pilkada Maluku berubah haluan. Golkar-Demokrat tetap koalisi atau cerai, dan PKS tunggu kejutan? Peta politik di Pilkada Maluku kian menarik. Rekomendasi partai besutan Megawati Soekarno Putri yang dinanti publik telah memberi warna tersendiri atas dinamika politik di Maluku jelang Pilkada 2018, mendatang. Setidaknya, Murad Ismail digadang-gadang kuat akan mendapat rekomendasi PDIP belakangan berubah lagi. Di DPP PDIP menyebutkan, Said Assagaf mulai mengguat menggeser nominasi Murad Ismail atau yang akrab disapa MI.
“Saat ini, berkasnya sudah di Ketum Ibu Megawati.  Rapat penentuan selesai. Soal survei jadi topik menarik di rapat penentuan itu,” ungkap salah satu politisi partai berlambang kepala banteng bermoncong putih dalam lingkaran itu, kepada Kabar Timur, kemarin. Siapa pasti yang direkom PDIP? Ditanya demikian, dia mengatakan, tidak ingin berspekulasi sebelum rekomendasi itu turun. Tapi, kata dia, pendekatan politik rasional ukuran rekomendasi ada pada hasil survei. “Artinya, kalau kita bicara untung rugi partai dalam berpolitik, pasti yang dicari keuntungan politik menghadapi Pilpres dan Pileg. Sudah pasti figur siapa yang unggul di survei saya optimis figur itulah yang mendapat rekomendasi,” tegasnya.
Dengan begitu, lanjut dia, wartawan atau publik sudah bisa memaknai ini secara eksplisit tentang siapa figur yang diingin PDIP dalam Pilkada Maluku 2018.  “Logika sederhana adalah parpol ingin usung figur menang bukan kalah,” sebutnya.  Sementara itu, menguatnya PDIP mengubah haluan ke petahana juga menjadi pergunjingan hangat dikalangan elite PDIP Maluku. Nama Said Assagaff menguat diusung. “DPP PDI Perjuangan hampir pasti mengusung Petehana,” salah satu elite PDIP Maluku, kemarin.  Berbaliknya haluan dari MI ke petahana, kata dia, DPP PDIP mempertimbangkan ekseptasi publik maupun warga PDIP lebih mengiginkan petahana dengan mengandeng Ketua DPD PDIP Maluku Edwin Huwae. “Selain elektabilitas tinggi, tentu aspirasi dari bawah menjadi acuan rekomendasi dikeluarkan,’’katanya. Sekretaris DPD PDI Perjuangan Maluku, Luki Wattimury membantah rekomendasi PDI Perjuangan diberikan kepada Said dan Edwin. “Hingga saat ini belum ada rekomendasi dikeluarkan DPP PDI Perjuangan. Kalau sudah keluar kami sudah menerima,’’kata Wattimury.
Soal peluang Said Assagaf,  dia mengaku, semua balon gubernur dan wakil gubernur yang mendaftar memiliki peluang yang sama untuk diusung. “Semua berpeluang. Kita masih menungu putusan DPP,’’terangnya. Kendati begitu, dia mengaku, pihaknya pernah mendatangi DPP PDI Perjuangan agar meminta rekomendasi segera dikeluarkan.’’Hanya saja, menurut pak Sekjen saat itu masih menunggu waktu yang yang tepat,’’tuturnya. Dia menafsirkan pernyataan Sekjen. Kata dia, dibalik pernyataan Sekjen ada pertimbangan matang sebelum rekomendasi dikeluarkan. “Tentu DPP turun memantau langsung dinamika di Maluku. Bagaimana persepsi publik terhadap balon yang mendaftar di PDI Perjuangan,’’paparnya.

Poros baru berpeluang terjadi karena partai ini punya enam kursi di DPRD Maluku, toh PKS masih tunggu PDIP. Usut punya usut ternyata Parpol Islam nasionalis itu berharap kader PDIP Edwin Huwae disandingkan dengan Said Assagaff. Elit DPD PKS Maluku Amir Rumra blak-blakan mengakui partainya punya hitungan sendiri soal figur calon pendamping Said Assagaff. Meski Partai Demokrat resmi menyandingkan Said Assagaff-Andreas Rentanubun, PKS melihat ada figur lain yang lebih pas untuk Assagaff.  Rumra juga berharap ada kejutan terjadi figur pendamping Assagaff yang nanti direkomendasikan. Dan terkait itu, PKS hanya tinggal menuggu keputusan politik PDIP seperti apa, sebelum menentukan sikap resmi terkait calon pendamping Assagaff itu. “Karena pada prinsipnya jangan ada kawin paksa. Meski pun Demokrat sudah final, nyatanya Pa Assagaff masih lihat kiri, lihat kanan. Pa Andre atau Pa Edwin Huwae,” ujarnya.
Selain menginginkan figur pendamping yang lebih cocok buat calon petahana secara personal, PKS juga berhitung menang. Kemenangan di Pilgub Maluku lebih terbuka lebar jika partai itu berkoalisi dengan PDIP dan Golkar. Akan halnya poros baru, wacana tersebut diakui Amir Rumra sulit meski bukan hal yang mustahil terjadi. Sulit dibentuk, sebab kontestasi figur jelang Pilgub ini, sudah stagnan pada dua calon gubernur. Yakni, Said Assagaff dan Murad Ismail. Partai-partai juga sudah mengerucut pada koalisi atau gabungan partai pengusung. Meski masih tersisa PKS, PDIP, Gerindra dan PPP, tapi keempat parpol hanya soal waktu saja, menetapkan rekomendasi.

Terkait rekomendasi PKS, Ketua DPW PKS Maluku Azis Sangkala mengungkapkan tinggal menghitung hari tiket partainya resmi disampaikan DPP PKS. “Dalam pekan ini,” katanya melalui sebuah pesan singkat. Sayangnya Azis tertutup soal figur pendamping Assagaff yang disebut-sebut hanya dua kemungkinan, Andreas Rentanubun atau Edwin Huwae. Dia menolak disebut bleng atau tidak punya info atau gambaran apapun soal figur wakil yang direkom DPP PKS. Hanya saja dirinya tak ingin mendahului DPP

No comments:

Post a Comment